Kue Putu Tarutung, Tetap Enak dan Eksis

Tarutung – Di tengah situasi perubahan harga-harga berbagai kebutuhan pokok di pasaran, kue putu Tarutung tetap stabil dan eksis. Bahkan pembelinya bukan saja orang Tarutung sendiri tetapi juga dari luar Sumatera Utara, seperti Jakarta, Surabaya dan Irian Jaya.
Memang, saat ini pedagang kue putu sudah jauh berkurang bila dibandingkan pada masa tahun 80-an. Akan tetapi kue oleh-oleh Tarutung ini masih tetap ada dan masih bisa dinikmati orang yang menginginkannya.
Salah satu pembuat sekaligus penjual kue putu, Ompu Johanes Simorangkir br Simanungkalit mengatakan, meskipun banyak kue produk-produk pabrik beredar di tengah-tengah masyarakat, namun putu buatan tangannya tetap eksis dan diminati banyak orang, termasuk dari luar pulau Sumatera.
“Usaha putu tidak pernah terpengaruh dengan banyaknya kue di pasaran, karena putu Tarutung memiliki ciri khas tersendiri,” katanya.
Nenek berusia 61 tahun ini membuka usaha putu di Jalan Marhusa Desa Simorangkir persisinya di pinggiran Jalan Lintas Sumatera atau Jalan Tarutung-Pahae. Ia sudah 10 tahun berjualan putu atau sejak tahun 2000. Saat ini membuat atau menjual putu sekira 400 sampai 500 mangkok per hari dengan harga bervariasi yaitu, putu yang terbuat dari gula putih 3 mangkok/cawan Rp 5000 dan pakai gula merah 2 cawan Rp 5000.
Dikatakan, putu Tarutung bahkan sudah sampai ke luar negeri seperti Amerika. “Kita saat ini bukan menjajakannya ke pasaran, tetapi pembeli yang datang ke tempat kita. Pokoknya putu Tarutung tetap enak dan meskipun tidak pakai bahan pengawet, namun normalnya bisa tahan sampai 2 minggu,” katanya.
Ditambahkan, kue putu dibuat dari bahan tepung dan gula pilihan serta cara memasaknya pun ada teknik tersendiri, sehingga rasanya tetap terjamin enak. (M19/ r) MEMBUAT PUTU: Ompu Johanes Br Simanungkalit membuat kue putu di tempat usahanya di Jalan Marhusa, Simorangkir Tarutung. (SIB)